Tugas dari kantor untuk meresensi buku Richard Vietor>>How Countries Compete: Strategy, Structure, and Government in the Global Economy
_____________________________________________________________
Di dunia yang semakin global, setiap negara harus berkompetisi jika ingin berkembang. Persaingan terbuka untuk memperebutkan pasar, teknologi, keahlian dan investasi merupakan satu-satunya jalan jika suatu negara ingin berkembang dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Kenyataan ini menempatkan pemerintah pada posisi yang sangat penting, bahkan pada negara-negara yang ekonominya berbasis pasar. Bertolakbelakang dengan pandangan umum, Richard Vietor menegaskan bahwa pemerintahan yang dominan tidak identik dengan pengaruh buruk terhadap perekonomian yang berbasis pasar.
Berdasarkan pengalamannya sebagai staf pengajar di Harvard Business School dan konsultan di berbagai negara, Vietor menyajikan ulasan pendekatan-pendekatan pemerintah terhadap perkembangan ekonomi sebelas negara yang jika digabungkan jumlah penduduknya mencapai lebih dari tigaperempat penduduk dunia: Jepang, Singapura, China, India, Meksiko, Afrika Selatan, Saudi Arabia, Rusia, Italia, dan Amerika Serikat.
Sebagai latar belakang, bab pertama buku ini menjelaskan pentingnya strategi dan struktur. Dalam hal ini, Vietor menggarisbawahi peranan pemerintah dalam hal pembangunan ekonomi. Pemerintah, menurut Vietor, setidaknya harus mampu menjamin keamanan, penegakkan hukum, hak kepemilikan, dan risiko luar biasa. Selain itu pemerintah juga dituntut untuk mampu mengelola ekonomi makro dan kebijakan industri sebagai dampak dari kebijakan moneter yang telah dipilih.
Bagian kedua membahas sulitnya perkembangan ekonomi ditengah perubahan struktur. Pada bagian ini, Vietor menyajikan kasus Meksiko yang perkembangan ekonominya tersendat antara lain karena adanya perubahan struktur politik. Senada dengan Meksiko, Afrika Selatan digambarkan sedang berkuat memperbaiki kinerja ekonominya setelah mengalami transisi dari rezim apartheid. Sementara itu, modernisasi di Arab Saudi menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi pemerintahan Raja Abdullah. Diversifikasi ekonomi dan upaya menggerakkan warga Saudi untuk berinvestasi di negeri sendiri merupakan tantangan besar karena berbenturan dengan institusi-institusi dan budaya yang ada. Di Rusia, kegagalan big-bang liberalization di tatanan masyarakat multi-etnis yang telah lama menganut aliran komunis garis keras membuat kekuasaan justru berpindah ke sejumlah kecil pemilik modal. Pemerintah kehilangan wibawanya di mata masyarakat.
Italia, Jepang, dan Amerika Serikat merupakan fokus bahasan pada bagian ketiga. Melalui Italia, Vietor menyoroti integrasi Eropa dan permasalahan yang dihadapinya seperti pertumbuhan, produktifitas, defisit, dan yang paling utama: daya saing ekonomi. Sementara itu, Jepang sedang mengalami kemandekan menyusul pertumbuhan ekonomi yang luar biasa pasca Perang Dunia ke Dua. Demikian halnya Amerika Serikat. Tingkat konsumsi berlebihan dan defisit anggaran merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh negeri Paman Sam ini. Benang merah yang bisa ditarik dari ketiga kasus di atas, menurut Vietor, adalah lambatnya perubahan institusional dan bergesernya demografi ke arah penduduk usia lanjut.
Di bagian akhir Vietor kembali menegaskan peran penting pemerintah. Tanpa menafikan pola perilaku individual dan pelaku bisnis, Vietor berargumen bahwa kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah jelas berpengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi. Di Amerika Serikat, kebijakan pemerintah tentang keamanan nasional, kesehatan, dan perdagangan serta kurangnya perhatian dalam hal tabungan dan nilai tukar merupakan faktor-faktor utama penyebab defisitnya anggaran negara tersebut.
Vietor melengkapi pembahasannya dengan latar belakang sejarah, geografi dan sosial budaya. Hal ini sangat membantu untuk memahami, misalnya, pilihan strategi ekonomi negara-negara
Upaya yang dilakukan Vietor untuk menarik garis lintas pertumbuhan suatu negara untuk memprediksi kondisi perekonomian dan iklim bisnis di masa depan cukup menarik. Sekilas terngiang kecaman yang dilontarkan Gede Prama dalam bukunya Inovasi Atau Mati yang menyatakan kesia-siaan upaya semacam ini. Tidak ada yang pernah menduga, menurut Prama, bahwa perekonomian
Pada pembahasan tentang prediksi perkembangan ekonomi negara-negara di atas, sekilas Vietor tampak kurang berani untuk membuat prediksi yang definitif. Ia lebih banyak bersandar pada skenario what if. Misalnya ketika berbicara tentang
Namun demikian, pada bagian akhir buku, Vietor menempatkan dirinya sebagai investor dan melakukan penilaian terhadap prospek ekonomi negara-negara tersebut secara tegas.
Secara keseluruhan, buku ini merupakan kontribusi yang sangat baik dalam menambah wawasan tentang perekonomian dunia. Pembahasannya mencakup tema yang cukup luas tanpa harus kehilangan kedalaman dan fokus. Di sini dapat dilihat peran sentral pemerintah sebagai pendukung, bukan penghalang, pertumbuhan ekonomi di era pasar bebas. Menurut Vietor, “Governmental power is too often misconceived or misused. Yet still, economic growth requires good government.”
No comments:
Post a Comment